Tujuan utama ketika Vick Vanlian pertama kali membangun dan mendekorasi rumah di Beirut, Lebanon, ini adalah untuk menciptakan sebuah ruang yang berbeda dan menarik yang dapat digunakan oleh penghuni rumah dengan fleksibitas fungsi yang tinggi. Ia juga berharap agar sebuah hunian dapat berevolusi dalam segi gaya hingga terus mengikuti pergerakan waktu. Palet warna natural yang berasal dari material kayu dan warna kulit telur yang digunakan pada seisi rumah menjadi latar belakang yang tepat untuk menonjolkan karya seni milik sang pemilik rumah. Sementara arsitektur dan bagian luar rumah ini dibangun dengan tema bersejarah menyerupai peninggalan-peninggalan bangsa Roma. Maka warna netral yang dipilih Vick dalam membalut rumah ini adalah pilihan yang tepat agar tidak mengalahkan kecantikan eksterior rumah.

“Vick banyak menggunakan polesan warna, material, dan garis geometri untuk menciptakan kesan individual pada tiap ruang dan tetap terlihat menyatu.”

Vick banyak menggunakan polesan warna, material, dan garis geometri untuk menciptakan kesan individual pada tiap ruang dan tetap terlihat menyatu. Warna dan corak dipilih dengan cermat untuk menyesuikan mood pada tiap ruang. Vick juga dikenal sebagai desainer yang terbilang berani dalam merancang interior dan produk. Tengok saja ruang-ruang di dalam hunian ini. Hampir semua dipenuhi dengan furnitur dan aksesori yang eksentrik. Ruang keluarga merupakan area utama sekaligus ruang pertama yang menjadi perhatian. Kendati didominasi warna putih bersih, Vick tetap menghiasinya dengan mebel berdesain maksimalis. Lemari putih bersegi, sofa tufted dengan bentuk menyudut, hingga pernak pernik lainnya. Karpet berwarna cerah dan beberapa karya seni mencolok seperti karya Salvador Dali memberi efek kontras yang tidak terlalu keras. Bahkan Vick memajang sebuah dekorasi panel Coca Cola yang diambil dari pintu gudang tua yang sudah ada sejak tahun 1970-an.

Di kamar tidur, sebuah ranjang Versace berwarna toska dengan finishing kilap menjadi pemikat utama. Vick menyukai kedamaian yang dipancarkan dari warna biru, sehingga ia juga memoles dinding kepala tempat tidur dengan warna serupa. Sebuah lemari karya seni berfigura emas kreasi Manuela Crotti melengkapi tampilan headboard. Sama seperti kamar tidur, Vick juga memoles kamar mandi dengan palet biru. Namun area ini tampak terlihat lebih dramatis dengan penggunaan marmer berwarna gelap pada dinding, lantai, dan plafon.

Sementara area teras menggambarkan suasana reruntuhan Roma sekitar tahun 20 SM, layaknya sebuah menara pengawas di dalam kastil. Lantai menggunakan warna kayu tua, kontras dengan plafonnya yang mengilap. Bagian kiri teras terdapat ruang penyimpanan berpintu rumbai, sedangkan pada bagian kanan teras terpasang lampu lantai khas karya Vick Vanlian dan sebuah tempat lilin yang terbuat dari sisa-sisa pipa bangunan tua. Vick juga menata area luar dengan beberapa karya seni, salah satunya ialah sebuah fotografi karya Slim Aarons yang dicetak menggunakan resin.

Vick gemar merancang produk dengan bentuk yang kurang lazim. Sehingga pemikirannya dalam merancang hunian ini sangat sejalan. Dirinya kerap menggunakan material atau pun figur tertentu yang digunakan sebagai bagian dari mebel yang didesainnya. Misalnya saja penggunaan pipa pada rak di ruang makan, meja dengan kaki berbentuk kaki perempuan, hingga patung sapi yang bergantung terbalik di plafon dapur. Sepertinya seni menjadi bagian yang cukup penting dalam dekorasi hunian ini. Hampir seluruh ruangan dihiasi karya seni, termasuk dapur. Selain botol Coca Cola karya Marc Jacobs, area ini juga dilengkapi dengan pintu karya Fulvio Kudsi bernama “Door Leading to Everywhere” dan beberapa piring pajangan karya Manuela Crotti yang terpasang di dinding.