Berbicara soal desain interior sebuah rumah, kadang kita membandingkannya dengan pemiliknya. Apakah sesuai dengan karakternya, atau bertolak belakang dengan kepribadiannya. Bisa dibilang salah satu alasan yang menginspirasi desainer ketika mendesain adalah kepribadian sang klien, atau pemilik properti. Apartemen ini merupakan tempat tinggal bagi seorang pria pebisnis yang belum berkeluarga, dirinya mempercayakan desain kepada Escalier Interior. Melihat karakter klien, sang desainer menciptakan persona maskulin pada hunian, namun tidak meninggalkan sisi lembutnya. Hal ini bukan berarti mendesain rumah dengan konsep maskulin akan membuat ruangan jauh dari kesan nyaman. Seperti salah satu kebiasan  firma Escalier Interior untuk mendesain setiap proyek dengan desain tailor-made dan disesuaikan dengan karakteristik klien tanpa meninggalkan kebutuhan utamanya.

Mendesain rumah untuk pria lajang tidak melulu harus bergaya industrial. Ketidakteraturan pada gaya industrial memang cocok untuk pria, namun dengan semakin berkembangnya variasi gaya mendesain, rumah seorang pria juga bisa terlihat sleek. Umumnya kesan maskulin bisa diperoleh dari palet warna gelap. Namun jika tidak menginginkan aplikasi warna hitam pada ruang, bisa menggunakan tone abu-abu, atau bisa dengan mengaplikasikan gradasi dari abu-abu gelap hingga menuju terang, atau ke arah putih. Selain perpaduan warna, konsep open space juga diterapkan pada interior hunian ini, Escalier membuat ruang makan, living area, dan workspace menjadi satu kesatuan area open space, membuat ruangan terlihat lapang. Selain itu fungsi juga merupakan elemen penting dalam mendesain hunian. Rumah yang nyaman adalah yang terbuka, sejuk, dan memungkinkan pemiliknya untuk beraktifitas dengan mudah. Penataan layout interior menitikberatkan pada kenyamanan klien sehingga tiap area didesain agar tidak menyulitkan geraknya.

Untuk kebutuhan perabot, kebanyakan furnitur yang digunakan di dalam apartemen adalah bergaya Skandinavia dan Italian Design, seperti terlihat pada pemilihan furnitur Fritz Hansen, B&B Italia, hingga Philippe Stark yang tedapat di dalam apartemen. Kombinasi dengan berberapa unsur material khas Indonesia, seperti bongkahan kayu eksotis dan rotan membuat hunian terasa lebih membaur. Mengusung  kesederhanaan, dan pemanfaatan tiap ruang dengan maksimal membuat hunian terlihat elegan dan indah. Mengingat apartemen ini dikelilingi dengan jendela besar pada tiap sisinya, pencahayaan yang baik merupakan salah satu elemen penting pada desain hunian vertikal. Pencahayaan alami mampu memberikan kesan hangat dan nyaman pada sebuah rumah.

Sementara untuk menghias hunian ini, sang desainer berani untuk bereksperimen dengan pemilihan aksesori unik, “Any accessories that catch our eyes” jelas Sherlinda, yang telah mendirikan dan menjalankan Escalier Interior selama tujuh tahun bersama suaminya, Adrian. “Kami mengisi apartemen ini dengan berbagai macam dekorasi dan aksesori yang kami dapatkan dari tempat yang telah kami kunjungi,” lanjutnya. Terdapat akuarium besar berisikan fauna dan flora laut dengan lampu berpijar warna-warni yang dapat diatur dari smartphones.

Artwork juga menjadi salah satu elemen penting dalam mendekorasi hunian ini, terpajang  teratur menyatu dengan koleksi barang seni baik milik klien maupun pemberian kerabat.