Beberapa abad sebelumnya, kota Fuzhou dari provinsi Jiangxi, republik Rakyat Tiongkok merupakan ‘rumah’ bagi pepohonan kamper yang dipercaya sebagai pelindung untuk kehidupan warga pada saat dinasti Ming dan Qing. Setelah lebih dari 1000 abad, atau di tahun 2002, pohon-pohon dengan ketinggian 17-meter dan rumah antik terancam punah. Mendengar kisah seperti ini, pengusaha asal Fuzhou, Ma Dadong bersamaan dengan Beijing Tourism Group dan Aman Resort sebagai perusahaan yang bergerak dalam industri hospitality, bersinergi untuk memindahkan objek bersejarah ke wilayah selatan Shanghai.

RETRET DESTINATION

Pun merupakan kisah singkat lahirnya Amanyangyun sebagai properti keempat dari Aman di negara Republik Rakyat Tiongkok. Tempat penginapannya kali ini, didirikan pada luas tanah 10 hektar yang disejukan dari hasil hutan bersejarah dan bangunan antik yang direstorasi tanpa menghilangkan elemen-elemen historis, mulai dari pengutuhan material bangunan, hingga pahatan pintu yang menceritakan sejarah dinasti Ming dan Qing. Dengan bantuan arsitek yang pernah merancang Aman Tokyo dan Amanemu, Kerry Hill Architects, masing-masing ruangan dengan sentuhan budaya Tiongkok, dipertemukan dengan nuansa kontemporer yang dapat menyalurkan suasana tenang layak tempat penginapan untuk pelarian dari hiruk piruk kota Shanghai dari awal memasuki lingkungan Amanyangyun.

Antique Villa dengan empat kamar tidur dan kolam renang pribadi dipercaya menjadi salah satu jenis kamar yang dikatakan ‘Kaisar’ diantara ke-47 jenis kamar lainnya, naman bukan berarti berbagai jenis lainnya tidak memiliki sisi yang menonjol. Ming Courtyard Suites dapat dikatakan sebagai kamar yang melambangkan estetika Aman dari tampilan desain minimalis Asia; garis-garis subtil, bambu kontemporer, dan pemilihan kayu untuk interior.

Fasilitas lain seperti Aman Spa dengan dua area kolam renang dan area yoga dan Pilates studio, menjadi kisah tambahan untuk para Aman Junkie yang ingin merasakan pengalaman menenangkan di Amanyangyun. Jika tubuh sudah dimanjakan, alangkah baiknya jika memberikan asupan tubuh dengan sajian dari Lazhu yang menawarkan santapan khas Tiongkok, ataupun Nama untuk sajian khas Jepang. Hidangan dari master Chef Andrea Torre yang menyuguhkan sajian khas Italia untuk tempat makan Arva yang bertempatan di tepi danau menjadi opsi lain.

HERITAGE TRADITION

Nanshufang, sebagai sarana budaya yang memperkenalkan para tamu terhadap Kunqu Opera, pengapresiasian meminum teh¸seni, merancang bunga, menulis kaligrafi, melukis, ataupun mengedukasi musik Guqin yang telah lahir bersamaan dengan para leluhur Tiongkok.  Tidak jauh dari pusat budaya, Amanyangyun juga mengajak para tamu untuk menyiram pohon Emperor, yang merupakan salah satu pohon tertua, sebagai bentuk untuk memelihara lingkungan dan peninggalan bersejarah. General Manager Amanyangyun, Christophe Olivro menjelaskan bahwa Nanshufang sebagai sarana berharga bagi para tamu dan propertinya sendiri “Nanshuang merupakan salah satu tempat untuk melindungi sejarah dan budaya di masa lampau, yang diperkenalkan untuk para tamu dalam memahami budaya Tiongkok yang diselamatkan” tuturnya.

LOCAL CFRAFTMANSHIP

Amanyangyun tidak tanggung-tanggung dalam memperkenalkan sejarah, budaya, dan tradisi Republik Rakyat Tiongkok. Khususnya pada masa dinasti Ming dan Qing, Kerry Hill berserta tim arsiteknya berusaha untuk menjaga bentuk orisinal rumah-rumah warna untuk direlokasikan di lahan Amanyangyun yang tidak terlalu banyak mengalami perombakan untuk tetap menjaga kelestarian budaya, misalnya ukiran pada fasad bangunan yang memiliki cerita sejarah, dan penggunaan pilar untuk meluaskan bentuk ruangan seperti yang diterapkan oleh warga desa di zaman lampau.